Opini Bidang keilmuan
OPINI, Prilaku-Jujur.Com-- Bidang keilmuan merupakan sebuah sikap yang memiliki peran besar dalam mempengaruhi perilaku seseorang untuk menjalani kehidupan bersosial. Seseorang yang memiliki rasa hormat tinggi dalam bersosial disegani oleh masyarakat dan tentu saja dihormati. Ada sebuah ungkapan bahasa yang sering diucapkan oleh warga lokal yang isinya, yang artinya jika kamu menghormati orang lain, maka kamu akan bisa dihormati oleh orang lain juga.
Dalam bidang keilmuan, memiliki peran yang sangat tinggi dalam membimbing pemikiran dan moral manusia dalam bertindak. Edukasi justru edukasih merupakan hal wajib untuk diterapkan di tingkat akademi agar mendidik moral bagi siapapun dalam bertindak di dalam kehidupan bersosial. Lebih diutamakan untuk ada dibenak seseorang agar menjaga tindak seseorang dan menjadikan seseorang tersebut sebagai sosok yang beretika dan bermoral.
Ada seseorang pepatah mengungkapkan tentang tingginya derajat yang mengatakan," lebih tinggi daripada ilmu” karena memang tingginya peranan itu sendiri dalam kehidupan. Begitu pentingnya akhlak dan hingga Allah menempatkannya sebagai hal yang paling utama. Sebab kepintaran tidak ada artinya apabila seseorang tidak memiliki (etika).
Orang yang berilmu namun tidak memiliki (beretika) maka ia akan dapat membahayakan dirinya maupun orang lain. Karena memang orang yang berilmuan lebih utama dari orang pintar yang tidak beretika. Jika memang kepintaran tanpa disertai ber etika maka lebih utama berada dalam posisi paling tinggi. Siapa kita lebih menghargai oleh orang yang berilmuan.
Ber etika merupakan inti dari ajaran agama. Sebagaimana pun diutus untuk menyempurnakan akhlak umat manusia. Allah memperingatkan orang-orang munafik bahwa sebenarnya mereka dapat memperoleh teladan yang baik dari Nabi. Sosok teladan bagi kita semua yaitu Rasulul
Nabi adalah seorang yang kuat imannya, berani, sabar, dan tabah dalam menghadapi segala macam cobaan, percaya sepenuhnya kepada segala ketentuan Allah, dan mempunya akhlak yang mulia.
Jika mereka berbahagia hidup di dunia dan di akhirat, tentulah mereka akan mencontoh dan mengikutinya. Akan tetapi, perbuatan dan tingkah laku mereka menunjukkan bahwa mereka tidak mengharapkan kerendaan Allah dan segala macam bentuk kebahagiaan hakiki itu.
Berarti kesopanan, keramahan budi pekerti, menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya adalah menambahkan mulia dan terhormat dari sebagaimana orang menjamu tamu. Tentu maksud dari keterangan tersebut adalah pelaksanaan nilai nilai yang benar dengan perbuatan yang tepat.
Orang yang memegang nilai-nilai yang baik (etika), maka perbuatannya akan baik, dan bisa disebut beradab. Orang yang beradab cenderung senantiasa bersikap dalam berbuat yang biasa disebut dengan rendah hati, sebuah sikap dimana seseorang melihat dirinya sendiri tidak memiliki nilai lebih dibandingkan hamba allah yang lain, sehingga menjadikan dirinya tidak memiliki rasa sombong dalam hatinya.
Dalam bertindak mencerminkan dirinya menerapkan ilmu yang telah dipelajari. Orang-orang seperti mereka ketika menerima wawasan yang lebih luas lagi, mereka tetap menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya, layaknya sebuah etika semakin berisi tersebut maka semakin menunduk posisi pucuknya. Kehidupan tersebut dapat menjadi contoh untuk orang-orang yang semakin mereka tahu semakin mereka baik hatinya.
Sebaliknya jika seseorang tiada rasa dalam pemahaman mereka, tiada rasa dalam hati mereka, tiada rasa hormat dalam pikiran mereka, tiada rasa toleran dalam tindak langkah mereka, menjadikan tindakan mereka diwaspadai mendatangkan hal negatif bagi diri mereka sendiri maupun untuk orang lain.
Bahkan jika hanya kepintaran belaka tanpa ada penerapan dalam kegiatannya, hanya sedikit mandatangkan manfaat untuk dirinya maupun untuk orang lain, didunia apalagi di akhirat kelak. Seorang Iblis pun masih jauh lebih baik dari mereka, karena Iblis adalah makhluk cerdas yang diciptakan oleh Allah dari api yang hilang kemulian dan derajatnya hanya karena rasa sombong nya kepada manusia pertama yaitu Nabi Adam Jika tiada rasa menghargai, tiada rasa hormat, maka dirinya tidak lebih baik dari seorang Iblis.
Masyarakat senang jika tetangga sekitar menghormati kegiatan orang yang lain, menghargai agama orang lain, menjaga kehormatan satu sama yang lain. Tentu akan selalu terjalin rasa kerukunan diantara mereka. Itulah penerapan Pancasila yang di implikasikan oleh para pejuang.
Saling menghargai satu sama lain, saling menghormati sesama, menjadikan dipenuhi nilai yang mengedepankan beragam, adat istiadat yang bermacam-macam, yang diikat dalam satu pita yang tertuliskan sebelumnya.