Menunjukan Arti Hidup
Poto penulis its |
Oleh : Opini
Pj•com---- OPINI. Kesadaran adalah pondasi utama dalam hidup berdampingan justru? dengan keseimbangan hidup lomba bersanding dari satu sama yang lainnya.
Dalam ikatan hati nurani manusia bukanlah akal semata. Tetapi dengan melihat realitas hidup sebagai hikmah. Tidak nyinyir meluluh dan Nyolot hingga bertahan dalam pikiran negatif yang dibangun dalam dirinya Hingga mencari kesalahan orang lain. Lalu, lupa pada salah dirinya sendiri. Hidupnya tidak seimbang.
Pertama-Tama, Mari kita patut memanjatkan pujih dan syukur kepada Allah yang maha baik, Maha muliah, Atas memberikan kita Hidup dalam keadaan yang sehat dan Baik.
Katanya hidup itu harus seimbang. Antara dunia dan akhirat, seimbang ke atas dan ke samping. Antara yang salah dan benar. Seimbang antara hak dan kewajiban.
Seimbang dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Untuk urusan apa pun, agar tetap terjaga keseimbangan. Untuk apa mengumpulkan harta bila tidak mau berbagi? Untuk apa berjuang keras di dunia tanpa mau ikhtiar untuk akhirat?
Semangat hidup berdampingan itulah yang jadi spirit pegiat literasi di taman bacaan. Seperti yang dijalani TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Saat putus sekolah tinggi, maka taman bacaan mengambil peran untuk menyediakan tempat membaca. Agar ada kesadaran melanjutkan sekolah. Di era digital, jangan ada lagi anak-anak yang putus sekolah.
Apa pun alasannya. Pegiat literasi yang bersanding dengan kaum buta aksara, anak-anak yatim, kaum jompo, anak-anak difabel, hingga ibu-ibu yang terjerat rentenir. Taman bacaan yang memainkan peran untuk hidup berdampingan dengan realitas masyarakat, Untuk memberi solusi atas problematika sosial yang melanda. Bahkan di TBM Lentera Pustaka, taman bacaan tidak hanya soal tempat membaca buku.
Tapi hadirnya orang dewasa untuk mendampingi anak-anak dan masyarakat untuk “keluar” dari persoalan sosial yang sudah akut, turun-temurun secara kultural. Karena sejatinya, hidup tidak melulu soal “ke atas” tapi “ke samping”. Agar tercipta keseimbangan dalam hidup.
Hidup berdampingan itu bukan hanya fisik, melainkan moral. Tidak melulu soal logika tapi hati nurani. Seperti mahasiswa yang mendambakan bersanding dengan ijazah. Bukan seperti orang-orang era digital.
Duduk bersebelahan tapi hanya sibuk bermain gawai satu sama lainnya. Fisiknya dekat tapi tidak saling menyapa. Akibat terlalu asyik dengan dirinya sendiri. Dekat fisiknya tapi jauh hatinya.
Maka bersandinglah dalam hidup. Agar seimbang. Bila berani membenci maka harus berani pula memuji. Jadi lebih objektif, tidak melulu subjektif. Dunia itu fisik tapi akhirat itu moral. Bekerja mencari uang itu fisik. Tapi mau berbagi kepada anak yatim itu moral.
Sang Khalik menyuruh manusia untuk hidup seimbang. Tiap perkataan harus seimbang dengan perbuatan. Setiap niat baik harus diubah jadi aksi nyata. Karena sejatinya, apa pun kelebihan manusia dianugerahi Allah SWT untuk menutupi kekurangannya. Karena Allah SWT mau manusia itu hidup seimbang. Hidup berdampingan dalam kebaikan, kapan pun dan di mana pun.
Lahir batin itu harus seimbang, begitu ajarannya. Jangan berpikir negatif terus tanpa mau bertindak positif. Jangan menebar pesimisme tanpa mau membangun optimisme. Jangan pula rajin berkeluh-kesah tanpa mau bersukur atas apa yang dimiliki. Kok bisa, banyak omong tapi sedikit mendengar?
Hidup itu, pasti ada plus ada minus. Siapa pun pasti ada salah dan benar, seperti ada suka dan duka. Semuanya terjadi sudah kehendak-Nya. Agar siapa pun belajar arti keseimbangan. Lalu mau bersanding dengan sesama. Agar tercapai rasa saling pengertian.
Oleh : [ GN ]